Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyebutkan bahwa Singapura memimpin dari sisi jumlah unicorn, rinciannya, Singapura 19, Indonesia 11 dari total 35 unicorn ASEAN. Namun setidaknya ada 10 startup Indonesia, termasuk Gojek, yang mulai menyasar pasar Asia Tenggara.
Perusahaan start up bergelar unicorn adalah perusahaan yang nilai valuasi sahamnya sudah mencapai US$1 miliar atau setara dengan Rp14,2 triliun.
Lutfi menyampaikan, nilai ekonomi digital Indonesia memang yang paling besar dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya. Namun menurutnya, Singapura menguasai dari sisi unicorn di Asia Tenggara.
Berdasarkan laporan Credit Suisse awal Oktober, ada 19 startup di ASEAN dari 35 unicorn ASEAN yang valuasinya naik menjadi lebih dari US$ 1 miliar atau berstatus unicorn tahun ini. Namun berdasarkan data CB Insights, Indonesia memiliki empat unicorn baru yakni J&T Express, OnlinePajak, Ajaib, dan Xendit. Nama OnlinePajak sempat masuk list CB Insights bertajuk ‘The Complete List of Unicorn Companies’, tetapi belakangan menghilang.
Selain itu, ada tiga startup dari 35 unicorn ASEAN yang mengklaim atau dikabarkan memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar yakni Blibli, Tiket.com, dan Kredivo. Sedangkan Ruangguru disebut-sebut hampir menjadi unicorn.
Meski jumlah unicorn di Singapura lebih banyak ketimbang Indonesia, setidaknya ada 10 startup Tanah Air yang merambah pasar luar negeri, yaitu:
- Gojek
Gojek hadir di Singapura sejak Januari 2019 dengan menyediakan layanan berbagi tumpangan (ride hailing) seperti taksi dan ojek online. Decacorn ini akan menambah layanan baru di Singapura dalam beberapa bulan ke depan.
Selain Singapura, Gojek ekspansi ke Vietnam dengan nama GoViet pada 2018. Pada pertengahan tahun lalu, perusahaan mengubah nama di pasar Vietnam menjadi Gojek.
BACA JUGA : Rencana SAMSUNG produksi ponsel ke Indonesia
Gojek juga pernah hadir di Thailand. Namun, Gojek melakukan divestasi operasi bisnis di Thailand kepada AirAsia US$ 50 juta. Decacorn Tanah Air itu memutuskan melepas operasional di Negeri Gajah Putih untuk berfokus menggarap pasar Singapura dan Vietnam.
Gojek juga menguji coba layanan transportasi di Malaysia dengan menggaet perusahaan lokal, Dego Ride pada awal tahun lalu.
- Traveloka
Startup penyedia layanan travel dan pariwisata ini gencar berekspansi pada 2015. Pada tahun itu, Traveloka resmi merambah ke lima negara, yakni Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, serta Filipina.
Pada awal tahun ini, unicorn ini berencana memperluas layanan teknologi finansial (fintech) ke pasar Thailand dan Vietnam. Presiden Traveloka Caesar Indra mengatakan, ini dilakukan karena bisnis di kedua negara itu mulai pulih pada awal 2021.
- Bukalapak
Pada 2019, Bukalapak merilis fitur BukaGlobal. Melalui fitur ini, penjual di Bukalapak bisa mengekspor barang ke luar negeri.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Bukalapak, BukaGlobal melayani pengiriman barang ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hong Kong, dan Taiwan.
Bukalapak mencatatkan penawaran saham perdana ke publik atau IPO pada Agustus. President Director Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan, perusahaan membuka peluang ekspansi ke luar negeri setelah IPO. Namun, pasar Indonesia tetap menjadi yang utama.
- Modalku
Modalku telah hadir di Singapura, Malaysia, dan terbaru di Thailand. Induk usaha Modalku, Funding Societies resmi masuk ke pasar Thailand pada Februari.
Co-Founder sekaligus CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, potensi pasar di Thailand besar. Funding Societies mencatat, separuh lebih dari tiga juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di negara ini yang kesulitan memperoleh pinjaman usaha, khususnya modal jangka pendek.
- Investree
Saat ini, Investree beroperasi di Indonesia dan Filipina. Investree mendapatkan izin operasional di Filipina sebagai penyelenggara crowdfunding dengan nama Investree Philipines.
Investree juga berencana masuk ke pasar Thailand. Perusahaan menargetkan bisa menyelesaikan proses perizinan di negara itu tahun ini.
- Kredit Pintar
Kredit Pintar sudah hadir di Filipina sejak 2018. Perusahaan seinduk alias sister company, Neuroncredit Financing Company Inc hadir juga di negara itu pada April 2019. Alhasil, namanya berubah dari Kredit Pintar PH menjadi Atome PH.
- Kredivo
Kredivo merambah pasar Vietnam melalui perusahaan patungan (joint venture) Phoenix Holding pada Agustus 2021. Phoenix Holding diklaim menjadi pionir perusahaan investasi keluarga di Vietnam dengan portofolio terdiversifikasi di sektor konsumen, layanan keuangan, ritel, dan teknologi.
- Xendit
Saat ini, fintech payment gateway itu hadir di Indonesia dan Filipina. Tahun ini, Xendit berhasil mengumpulkan US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun dalam putaran pendanaan seri C. Xendit akan menggunakan dana segar itu untuk ekspansi ke negara lain.
- Sociolla
Startup kecantikan Sociolla telah resmi masuk pasar Vietnam akhir tahun lalu. Sociolla berencana memperluas pasar ke negara Asia Tenggara lainnya setelah meraih pendanaan Rp 818 miliar dari empat investor yang dipimpin oleh L Catterton tahun ini.
- Ruangguru
Startup pendidikan ini telah masuk ke pasar Thailand dengan meluncurkan StartDee tahun lalu. Pada 2019, Ruangguru hadir di Vietnam dengan nama KienGuru.