4 Tips Strategi Investasi Versi CEO Grup Lippo. Grup Lippo gencar berinvestasi ke startup Indonesia sejak 2014. Ini juga menjadi bagian dari empat strategi CEO Grup Lippo John Riady dalam pengembangan bisnis di bidang teknologi dan digital. Beberapa startup yang kini menjadi unicorn pun, disebutkan Lippo ikut andil di dalamnya.
John menyampaikan, teknologi dan dunia digital tumbuh pesat sejak beberapa tahun terakhir. Grup Lippo pun berinvestasi dan ekspansi di sektor teknologi dan digital sejak 2014. Grup Lippo mulai investasi di dunia startup, dulu namanya Ventura. Saat itu, Grup Lippo masuk ke semua perusahaan teknologi di Indonesia, seperti Tokopedia, Traveloka, Gojek, total kapitalisasinya sekitar US$ 60 juta.
Investor asing seperti SoftBank, Sequoia, Golden Gate Ventures (GGV), bahkan Alibaba pun menyuntik modal perusahaan rintisan Tanah Air. Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara menyebutkan, kontribusi investor dalam negeri terhadap pendanaan startup Indonesia hanya 10%.
John menilai, perkembangan teknologi di Indonesia sangat cepat. Ini kemudian berdampak pada perubahan pola pikir dan perilaku konsumen, serta pola bisnis. John menyampaikan, perubahan tak mungkin dihalau, namun harus direspons dengan tepat. Oleh karena itu, ia menyiapkan empat strategi untuk menyikapi perkembangan teknologi yang masif ini. Keempatnya yaitu:
- Investasi di startup tahap awal atau investing in early stages technology
John mengatakan, nilai belum terlalu besar jika berinvestasi di startup tahap awal. Ia mencontohkan, investasi Lippo di Grab saat valuasinya US$ 50 ribu. Kini, valuasi decacorn asal Singapura itu ditaksir US$ 39,6 miliar atau Rp 578,4 triliun. Ini merupakan valuasi ekuitas berdasarkan pro-forma, setelah Grab bergabung dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC) Altimeter Growth.
BACA JUGA : Daftar produk paling laris menjelang Natal dan Tahun Baru 2021
4 Tips Strategi Investasi Versi CEO Grup Lippo John Riady. Lippo juga berinvestasi di Ruangguru dan Sociolla yang nilai investasinya masing-masing Rp 3 miliar dan Rp 5 miliar. Kini, perusahaan-perusahaan tersebut telah memiliki nilai kapitalisasi yang sangat besar. Kolaborasi dan pengembangan ini menjadi nilai tambah bagi Lippo untuk pengembangan selanjutnya.
Menurut John, investasi pada startup tahap awal sangat penting. Selain modal investasi yang tak terlalu besar, berbagai detail dan pelajaran bisa diraih oleh Lippo.
- Menjalin kemitraan
Ia mencontohkan Lippo yang bermitra dengan perusahaan teknologi asuransi asal Cina Ping’An. Keduanya membuat perusahaan patungan atau joint venture (JV) di sektor teknologi finansial (fintech) di Indonesia.
- Investasi di startup yang telah besar atau later stage
Lippo berinvestasi di startup jumbo, seperti Bukalapak dan GoTo, gabungan Gojek dan Tokopedia.
- Transformasi bisnis
Salah satunya melalui PT Multipolar Tbk. Perusahaan melakukan rebranding dengan mengganti logo, identitas baru hingga mengubah penyebutan Multipolar menjadi MPC. MPC juga mempertajam fokus bisnis sebagai perusahaan investasi teknologi di Indonesia dan Asia Tenggara. MPC berfokus pada empat pilar, yakni:
- Pendanaan tahap awal
- Pendanaan tahap pengembangan dan lanjutan
- Digitalisasi portofolio
- Peningkatan mitra lokal bagi perusahaan skala global
Transformasi di lini bisnis investasi itu juga dilakukan dengan mengundang investor strategis ke perusahaan yang dimiliki Lippo seperti PT Matahari Putra Prima, Tbk (MPPA). Melalui cara itu, Gojek masuk menjadi salah satu investor strategis dan pemilik saham MPPA. Gojek juga mendorong transformasi bisnis menjadi omni-channel di MPPA.
John mengatakan, upaya Lippo berinvestasi di sektor digital, terutama startup Indonesia karena potensinya besar. Tidak bisa dipungkiri, teknologi dan digital akan terus semakin dominan di Indonesia.
Tertarik pakai cara Investasi ala Bos Grup Lippo? Tuliskan alasanmu di kolom komentar!