Ancaman Resesi Indonesia, Inilah Dampak dan Tips Menghadapinya. Resesi Indonesia tidak boleh dianggap remeh, terutama untuk sektor ekonomi yang mempengaruhi perkembangan start-up dan UKM di tanah air. Beberapa negara maju seperti Singapura telah mengumumkan bahwa mereka sedang mengalami resesi. Menurut survei Bloomberg, Indonesia sendiri terancam memasuki resesi.
Bagaimana sentimen ini mempengaruhi start-up dan UKM Indonesia?
Dampak yang Akan Dirasakan Start-Up dan Usaha
Eddi Danusaputro, Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura Startup Indonesia (Amvesindo), mengatakan resesi yang membayangi berdampak pada start-up Indonesia di banyak negara, terutama investor asing. Hal ini disebabkan karena berkurangnya likuiditas.
Selain itu, penilaian perusahaan rintisan berisiko saat resesi domestik mendekat. Kapitalisasi pasar induk merupakan salah satu aspek yang terkena dampak ancaman resesi. Misalnya, kapitalisasi pasar Grab telah turun dari sekitar $40 miliar saat pertama kali go public menjadi $9,56 miliar. Hal ini menandakan bahwa pesaing Gojek telah kehilangan status Dekacorn.
Sementara itu, dampak bagi usaha dan sektor UMKM antara lain:
1. Terjadinya Penurunan Daya Beli
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan potensi resesi global berbeda dengan krisis sebelumnya, terutama krisis pandemi. Tempat penurunan aktivitas ekonomi selama pandemi kemarin menyebabkan krisis.
“Potensi resesi ini cenderung bersumber dari potensi stagflasi di berbagai negara. Hal ini dapat melemahkan daya beli masyarakat jika nilai tukar rupiah turun sedangkan harga barang naik. Saat pembeli tenang, hal itu berimbas pada pelaku usaha dan produsen yang penjualannya menurun.
2. Maraknya Pemutusan Hubungan Kerja
Efek ini paling terlihat saat terjadi resesi. Ini terjadi karena ekonomi melambat, beberapa bisnis tutup, dan operasi ditutup. Setelah itu, penjualan menurun dan laba menurun. Hal ini juga terjadi pada UMKM. Kerugiannya memang tidak sebesar jenis bisnis lainnya. Modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar, dan kepemilikan kreditnya juga tidak terlalu besar. Pengangguran akan mempengaruhi penyebaran kemiskinan dan kemiskinan akan terus meningkat.
Ini karena mereka kehilangan sumber pendapatan. Meningkatkan kebutuhan tanpa meningkatkan pendapatan tentu akan menghasilkan banyak hutang. Bahkan jika sumber keuangan mereka berkurang, orang akan bingung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengelola
3. Sulitnya Mengembangkan Usaha Hingga Terancam Gulung Tikar
Dengan penurunan daya beli, maka usaha yang dimiliki pun akan mengalami penurunan pemasukan. Hal ini akan memaksa para pemilik usaha untuk memangkas biaya operasional termasuk salah satunya mengurangi jumlah produksi dan jumlah karyawan. Dengan begitu, produktivitas perusahaan akan menurut dan sulit untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar. Alih-alih berkembang, di tengah kondisi resesi justru tidak menutup kemungkinan jika bisnis dan usaha yang kita miliki harus gulung tikar apabila biaya operasional usaha yang dikeluarkan lebih besar dari pemasukan yang didapatkan.
4. Early Stage hingga High-End Stage akan Rasakan Dampaknya
Dampak yang dapat dirasakan oleh perusahaan yaitu tidak adanya timbal balik antar perusahaan yang mendorong ekonomi terus bertumbuh dan berkembang melalui mekanisme pasar. Dengan kata lain, jika resesi ekonomi terjadi maka semua sektor usaha akan merasakan dampaknya serta saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena perusahaan berskala besar (High End) memproduksi produk atau jasa untuk memenuhi permintaan perusahaan menengah. Perusahaan menengah menghasilkan barang untuk perusahaan kecil. Perusahaan kecil memproduksi barang untuk konsumen. Apabila timbal balik ini terhenti, maka akan dapat memutus perkembangan dan menghambat kelangsungan ekonomi.
Saran Hadapi Resesi Dari Bagi Pemilik Usaha
Menurut Perencanaan Keuangan Finansialku Yosephine Tyas, berikut adalah 5 tips penting yang bisa dilakukan agar UMKM bisa bertahan di kala resesi:
- Siapkan dana darurat agar Anda bisa bertahan saat penjualan turun.
- Adaptasi yang cepat terhadap kondisi yang ada. Pikirkan tentang strategi bertahan hidup lainnya(pengurangan biaya, mencari pendapatan alternatif, dll.)
- Berani mengubah bisnis Anda. Lihat peluang baru, penuhi kebutuhan yang ada, dan tetap agnostik terhadap produk yang sudah ada
- Memiliki catatan keuangan dan pelaporan keuangan yang sangat baik. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan menggunakannya untuk mengajukan dana.
Bagaimana Pendapatmu?
OESMAN, One Stop Marketing Solution.