Ejaan Bahasa Indonesia Yang di Sempurnakan Mulai di Berlakukan
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di nusantara.
Bahasa Indonesia dianggap lahir atau diterima keberadaannya pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang menyebut sebagai bahasa persatuan. Namun, secara resmi, bahasa Indonesia baru diakui keberadaannya pada tanggal 18 Agustus 1945.
Pemerintah saat itu menyetujui pemilihan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu tuturan Riau. Presiden Soekarno tidak memilih bahasa Jawa yang merupakan bahasanya sendiri dan juga bahasa mayoritas pada saat itu.
Cikal bakal ejaan bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang ditetapkan pada tahun 1901. Namun akhirnya ejaan bahasa Melayu buatan van Ophuijsen pada tahun 1901 sudah tidak dipakai dalam kaidah bahasa Indonesia. Kemudian diganti dengan Ejaan Soewandi.
Melalui pidato kenegaraan H. M. Soeharto selaku Presiden Republik Indonesia di hadapan sidang DPR pada tanggal 16 Agustus 1972, Ejaan Republik yang dikenal juga sebagai Ejaan Soewandi diganti dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Selain itu, peresmian Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.Ejaan Bahasa Indonesia Yang di Sempurnakan Mulai di Berlakukan.
Bahasa Melayu adalah awal mula sebelum bahasa Indonesia dilahirkan sebelum 1928. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan dan dikukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara pada 18 Agustus 1945. Setelah itu bahasa Indonesia dilakukan penyempurnaan ejaan beberapa kali. Di mana ejaan dibuat lebih sederhana dan praktis seperti saat sekarang ini.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada 1901 ada namanya ejaan bahasa Melayu. Ejaan tersebut menggunakan huruf latin. Ejaan bahasa Melayu dibuat berdasarkan rancangan Ch. A. van Ophuysen. Pada waktu itu Van Ophuysen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim saat membuat rancangan ejaan bahasa Melayu. Itu sebabnya ejaan Melayu lama juga dikenal dengan nama ejaan Van Ophuysen.feb.