Fenomena gerhana Matahari berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 4 Desember 2021. Meskipun fenomena ini terjadi tahunan, gerhana Matahari kali ini merupakan fenomena astronomi kedua dan terakhir pada tahun 2021. Gerhana Matahari merupakan fenomena antariksa (astronomi) yang terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Jika kondisi ini terjadi, maka sebagian sinar Matahari yang terpantul ke permukaan Bumi tertutup oleh Bulan dan menyebabkan gelap sementara.
Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, Indonesia tidak termasuk wilayah yang bisa menyaksikan gerhana Matahari pada hari Sabtu, tanggal 4 Desember 2021 ini. Hal ini karena Indonesia tidak terkena baik itu penumbra maupun umbra Bulan.
Jadi, Indonesia hanya akan mengalami fase Bulan baru super yakni ketika fase Bulan baru (konfigurasi Matahari-Bulan-Bumi dalam satu garis lurus) dengan selisih bujur ekliptika Bulan-Matahari terjadi beriringan dengan perige (titik terdekat Bulan dari Bumi).
Meski demikian, warga Indonesia bisa melihat keindahan fenomena antariksa ini secara online melalui kanal Youtube “Nasa”.
BACA JUGA : Heboh! Gedung Cyber 1 terbakar sebabkan beberapa aplikasi tumbang serentak
Fenomena gerhana Matahari (astronomi) kali ini bisa disaksikan oleh negara yang terletak di Bumi belahan selatan. Beberapa wilayah yang bisa menyaksikan gerhana Matahari pada hari ini: Australia bagian selatan, Afrika bagian selatan, Amerika Selatan, Pasifik, Atlantik, Samudra Hindia, dan Antartika.
Sebelum terjadi puncak gerhana Matahari, ada beberapa sirkumstansi yang perlu dilalui yakni awal sebagian dan awal total.
Sedangkan untuk fase setelah terjadinya puncak gerhana Matahari yakni akhir total dan akhir sebagian. Waktu terjadinya sirkumstansi atau 4 kontak ini bisa berbeda-beda bergantung dari letak geografis lokasi pengamatan karena sifatnya lokal.
Sementara, wilayah yang akan terkena penumbra Bulan adalah:
Afrika Selatan, Namibia, Australia bagian selatan (Victoria, sebagian New South Wales, teritori Ibu Kota Australia dan Tasmania) dengan lebar gerhana kurang dari 10 persen diameter Matahari.
Kepulauan Malvinas dan Tierra del Fuego akan mengalami gerhana Matahari sebagian dengan lebar gerhana antara 10-40 persen diameter matahari.
Adapun wilayah Georgia selatan dan Kepulauan Sandwich selatan akan mengalami gerhana Matahari sebagian dengan lebar gerhana antara 93-97 persen diameter Matahari
Fenomena gerhana Matahari dimulai pukul 10.59 WIB. Sementara, posisi gerhana Matahari penuh akan terjadi pada pukul 12.30 WIB. Namun, untuk memudahkan mengamati fenomena gerhana Matahari bisa disimak periode waktu sebagai berikut:
-
Wilayah yang pertama kali mengalami gerhana sebagian (P1 global) yakni pada pukul 12.29.11 WIB. Saat itu, bayangan penumbra Bulan tepat menyentuh permukaan Bumi.
-
Wilayah yang pertama kali mengalami gerhana total tersingkat (U1 global) yakni pada pukul 14.00.01 WIB. Saat itu, bayangan umbra bulan tepat menyentuh permukaan Bumi.
-
Wilayah yang pertama kali mengalami gerhana total dengan durasi totalitas tertentu (U2 global) akan memulai gerhana pada pukul 14.05.49 WIB. Saat itu, seluruh umbra berada di permukaan Bumi.
-
Wilayah yang terakhir kali mengalami gerhana total dengan durasi totalitas tertentu (U3 global) akan mengakhiri gerhana pada pukul 15.00.41 WIB. Saat itu, seluruh umbra Bumi terakhir kali berada di permukaan Bumi dan tepat akan meninggalkan permukaan Bumi.
-
Wilayah yang terakhir kali mengalami gerhana total tersingkat (U4 global) akan mengakhiri gerhana total pada pukul 15.06.29 WIB.
-
Wilayah yang terakhir kali terakhir kali mengalami gerhana sebagian (P4 global) akan mengakhiri gerhana pada pukul 16.37.23 WIB.
Saat itu, seluruh bayangan penumbra Bulan meninggalkan permukaan Bumi. Dengan demikian, secara global, gerhana Matahari total akan berlangsung selama 54 menit 52 detik, dan gerhana Matahari sebagian berlangsung selama 4 jam 8 menit 12 detik.
Bagaimana menurutmu? Tulis di kolom komentar ya!