Gunung Semeru terlihat memuntahkan awan panas (erupsi) pada Senin, tanggal 9 Desember 2021 sekitar pukul 09.00 WIB. Diberitakan Kompas.com, menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, hujan abu terlihat di enam kecamatan, antara lain Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo, Wajak, Gondanglengi, Jabung serta Poncokusumo.
Gumpalan awan pekat kecoklatan membumbung dari gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.
Akibatnya, warga Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, lari berhamburan. Pantauan di lokasi, warga berlari melihat awan pekat dari Gunung Semeru. Sebagian warga berlari menuju tempat aman, lainnya terlihat mengendarai sepeda motor.
Sementara itu, video-video guguran awan panas dan hujan abu vulkanik terekam oleh warga dan tersebar secara luas melalui media sosial. Awan panas dan abu vulkanik yang disebabkan letusan Gunung Semeru dapat berdampak pada kesehatan masyarakat.
Untuk diketahui, abu vulkanik merupakan material yang dikeluarkan gunung berapi saat erupsi, dan terdiri dari partikel halus batuan vulkanik yang terfragmentasi dengan diameter kurang dari 2 mm. Abu vulkanik dapat terbawa angin, dan melayang di udara sehingga menimbulkan berbagai ancaman kesehatan.
Berikut bahaya abu vulkanik dari erupsi gunung berapi bagi kesehatan, dikutip dari laman International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN), organisasi untuk penelitian dan penyebaran informasi tentang bahaya dan dampak kesehatan dari gunung berapi.
- Memengaruhi sistem pernapasan
Ketika gunung api meletus, partikel abu yang dikeluarkan bisa berukuran halus dan sangat kecil, hingga mudah terhirup dan masuk ke dalam paru-paru.
Paparan abu vulkanik yang terhirup oleh manusia menyebabkan rasa tidak nyaman di dada dengan intensitas batuk yang tinggi, serta berisiko mengiritasi.
BACA JUGA : Indahnya gerhana matahari 2021, simak lokasinya di wilayah Indonesia!
Gejala jangka pendek pada sistem pernapasan yang umumnya terjadi, meliputi:
– Iritasi hidung dan keluarnya cairan (pilek).
– Iritasi tenggorokan dan sakit tenggorokan, terkadang disertai batuk kering.
– Berisiko mengembangkan gejala bronkitis parah yang berlangsung beberapa hari setelah terpapar abu.
– Pada penderita asma dapat menimbulkan sesak napas, mengi, hingga batuk.
– Tidak nyaman saat bernapas.
– Berpotensi menyebabkan penyakit paru-paru yang serius.
Orang yang menderita asma atau masalah paru-paru lainnya seperti bronkitis, emfisema, dan masalah jantung tergolong ke dalam kelompok yang paling berisiko.
Sebab, partikel abu halus dapat mengiritasi saluran udara, menyebabkannya berkontraksi, dan membuat pernapasan lebih sulit pada orang dengan penyakit paru-paru.
- Iritasi mata
Dampak abu vulkanik selanjutnya dari erupsi Gunung Semeru adalah iritasi mata. Kondisi tersebut umum terjadi karena serpihan pasir dapat menyebabkan goresan di bagian kornea dan konjungtivitis atau mata merah
Oleh karena itu, bagi Anda yang menggunakan lensa kontak sebaiknya menghindari penggunaannya untuk sementara waktu, agar mencegah terjadinya abrasi kornea.
Gejala iritasi mata karena abu vulkanik antara lain:
– Merasa ada benda asing di dalam mata.
– Merasakan sakit, gatal atau merah di mata.
– Keluarnya cairan lengket atau terjadinya robekan.
– Abrasi atau goresan pada kornea.
– Mata merah karena peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam.
- Iritasi kulit
Meskipun jarang terjadi, sebagian orang yang terpapar abu vulkanik mungkin merasakan iritasi pada kulit, terutama jika abu bersifat asam.
Gejalanya iritasi kulit akibat abu vulkanik meliputi:
– Iritasi dan kemerahan pada kulit.
– Infeksi sekunder akibat garukan.
– Efek kesehatan tidak langsung dari hujan abu
Ada beberapa hal yang bisa Anda sebagai langkah untuk melindungi diri dari abu vulkanik, di antaranya:
– Kurangi aktivitas di luar rumah menggunakan kendaraan
Setelah hujan abu, jarak pandang akan terganggu karena sisa-sisa abu menutupi udara di sekitarnya, begitu pula pada kualitas udara yang memburuk. Namun, jika diharuskan untuk mengemudi, Anda bisa menjaga jarak cukup jauh dari kendaraan lain, serta mengemudi secara perlahan.
- Tutup semua pintu dan jendela yang ada di rumah jika memungkinkan.
- Menggunakan masker yang direkomendasikan untuk melindungi diri dari paparan debu.
- Tetap berada di dalam rumah, khususnya bagi orang dengan penyakit paru-paru.
- Gunakan kacamata pelindung atau kacamata korektif untuk melindungi mata dari iritasi.
- Jauhkan anak-anak dari paparan debu di luar, dan disarankan untuk tetap berada dalam ruangan jika memungkinkan.
Pray For Semeru!