Mengenal Gejala Covid-19 Delta dari India
Delta, varian baru Covid-19, jadi perhatian dunia karena dapat menginfeksi lebih cepat. Dilansir dari ndtv.com, para ilmuwan dari India menyebut, varian Delta disebut 50 persen lebih menular daripada varian Alpha atau varian pertama virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan varian ini telah menginfeksi sedikitnya 62 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Lonjakan kasus selama sepekan terakhir di Indonesia juga karena varian ini. Nama ilmiahnya adalah B.1.617.2 dan pertama kali muncul di India pada Oktober 2020. Meski demikian, para ilmuwan mengatakan tidak ada bukti peran varian Delta dalam menyebabkan banyak kematian atau tingkat keparahan kasus yang lebih besar.
Dihimpun dari The Guardian, Profesor Epidemiologi Genetik King’s College London Tim Spector mengungkapkan, gejala varian Delta menyerupai flu berat. Gejala umum lainnya adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek dan demam. Batuk menjadi gejala paling umum kelima, sedangkan hilangnya penciuman tidak masuk 10 besar gejala.
Mengenal Gejala Covid-19 Delta dari India
Profesor Kedokteran Darurat dan Kesehatan Internasional Johns Hopkins Universiy Bhakti Hansoti menemukan gejala tambahan lain. Di antaranya, sakit perut, hilangnya selera makan, mual hingga muntah, nyeri sendi dan gangguan pendengaran. Akan tetapi masih dibutuhkan lebih banyak penelitian klinis untuk memastikan hal ini.
Bahkan sebuah laporan dari Bloomberg mengatakan bahwa varian Delta dapat memicu gangren pada pasien. Lagi-lagi, gejala ini tidak umum terlihat pada pasien COVID-19 pada umumnya. Kardiolog di Seven Hills Hospital Mumbai, dr. Ganesh Manudhane, mengatakan kalau varian Delta menyebabkan pembekuan darah atau trombosis mikro parah pada pasien, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan hingga organ mengalami gangren.
Karena trombosis mikro parah tersebut, jaringan tidak mendapatkan pasokan hingga berubah menjadi gangren. Dari delapan kasus akibat COVID-19, dr. Manudhane terpaksa harus mengamputasi jari kaki atau tangan dua pasien.
Varian Delta terbukti menurunkan kemampuan penetralisir beberapa vaksin Covid-19. Mengutip WHO, untuk mencegah varian baru ini, bila hanya dilawan dengan satu dosis vaksin Pfizer dan AstraZeneca, maka akan berkurang efektivitasnya, tapi efektivitas akan terjaga setelah dua dosis vaksin diinjeksikan. Menurut laman Pemerintah Inggris, vaksin Pfizer dan AstraZeneca 33% efektif melawan virus corona varian Delta.
Jadi orang yang paling beresiko terkena varian delta adalah orang yang yang belum divaksin dan orang yang baru mendapatkan satu dosis vaksin.
Adapun langkah paling penting untuk menyikapi varian baru virus corona Delta ini adalah tetap menerapkan protokol kesehatan. Gunakan masker dan sering mencuci tangan. Selain itu, harus tetap menjaga jarak dan menghindari keramaian. feb.