Negara Penghasil Berita Hoax di FACEBOOK
Facebook menemukan sejumlah upaya disinformasi di platformnya sepanjang 2017-2020.
Apa itu disinformasi?
Disinformasi adalah informasi salah yang dibuat sengaja untuk menipu atau merugikan orang.”Disinformasi bukanlah fenomena abad ke-21. Ketika Anda kekurangan informasi yang benar, dan populasi yang cemas dengan banyak yang dipertaruhkan, disinformasi akan berkembang pesat. Ketika orang-orang cemas dan mencari jawaban, seseorang akan memberikan jawaban itu dan memanfaatkannya secara finansial atau secara politis,” ujar Soutwell.
Contoh Disinformasi Salah satu contoh paling relevan dari kampanye adalah campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 dengan bantuan dari iklan Fa, halaman, dan grup pribadi. Aktor Rusia menargetkan wilayah geografis tertentu dan negara bagian untuk menyebarkan propaganda melawan calon Demokrat Hillary Clinton dan menyebarkan perpecahan di antara orang Amerika. Rumor, gosip, atau klaim konspirasi besar yang tidak berdasar juga dapat dianggap sebagai potongan informasi yang salah.
Negara Penghasil Berita Hoax , adakah Indonesia ?
Berdasarkan temuan Facebook, terbanyak berasal dari Rusia dalam 4 tahun terakhir. Dideteksi ada 27 jaringan dari Rusia melakukan upaya disinformasi, 23 jaringan dari Iran, 9 jaringan dari Myanmar dan AS, disusul dari Ukraina dengan 8 jaringan.
Upaya disinformasi ini menargetkan beragam audiens di Facebook yang mayoritas merupakan pengguna dari dalam negeri negara-negara tersebut diatas.
Berikut lima langkah sederhana yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli. Berikut penjelasannya:
1. Hati-hati dengan judul provokatif
Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
2. Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh dari web atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
3. Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat.
4. Cek keaslian foto
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax
Di Fb terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.