Hari Sungai Nasional ditetapkan oleh pemerintah pada tanggal 27 Juli sejak tahun 2011. Ketetapan ini termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011, Pasal 74.
Mengapa peringatan Hari Sungai Nasional ini menjadi penting? Karena:
“Merawat Sungai, Merawat Kehidupan” Demikian judul lukisan Tita Larasati , pelukis dan dosen FSRD ITB yang dirangkainya khusus untuk memaknai betapa hidup kita amat tergantung pada sungai.
Sesuai dengan kisah ketika ribuan tahun yang lampau, kota-kota besar di dunia mengawali peradabannya di sepanjang sungai. Sungai adalah sumber air dan sarana transportasi. Air sungai dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan mulai dari memasak, mencuci hingga pertanian.
Tetapi apa yang kita lakukan terhadap Sungai? Sungai hanya dipahami sebatas makna pemberi kehidupan. Selebihnya tidak ada upaya pemeliharaan. Mulai dari penggundulan daerah hulu, alih fungsi daerah aliran sungai (DAS) sebagai kawasan perumahan serta menjadi tempat membuang segalanya: kotoran manusia, sampah rumah tangga, kotoran hewan hingga limbah pabrik.
Akibatnya sungai-sungai mengalami laju sedimentasi dengan cepat. Mamaknai sungai secara primitiflah yang membuat orang gemar membuang sampah di sungai. Mengapa primitif? Karena pada jaman dahulu kala jumlah penduduk masih sedikit. Membuang sampah ke sungaipun tak terlalu bermasalah karena sudah terurai sebelum aliran sungai melewati kampung berikutnya.
Berbeda dengan abad millenium ketika jumlah penduduk berkembang dengan cepat. Mereka memerlukan tempat tinggal dan daerah aliran sungai (DAS) adalah wilayah tak bertuan yang paling menarik untuk dibangun perumahan liar.
Pertambahan penduduk berarti bertambah pula sampah yang dihasilkan. Dan bagi penduduk sepanjang aliran sungai, membuang sampah ke sungai merupakan solusi termudah. Cepat terbawa arus dan gratis! Apapun dibuang ke sungai mulai dari sisa makanan hingga mebel seperti kursi patah, kasur bolong dan mebel lainnya yang sudah tidak dikehendaki.
Tetapi sampah yang paling merusak adalah berbagai plastik dan limbah industry. Sifat plastik yang tidak mudah hancur menyebabkan sampah plastik berkumpul di lautan menjadi santapan burung laut dan binatang lainnya. Biota laut mati tetapi sampah plastik tetap ada. Sesuai sifatnya yang tidak dapat terurai hingga ratusan tahun lamanya.
Sedangkan limbah pabrik tidak hanya meracuni air sungai tetapi juga merembes dan mengkontaminasi air sumur warga. Sangat berbahaya karena tubuh tidak mampu mengurainya sehingga terakumulasi sebagai racun dalam tubuh.
Adanya Peringatan hari Sungai Nasional hendaknya tidak menjadi seremoni belaka. Karena kehancuran sungai itu nyata. Dampaknya terjadi pada manusia dan pembangunan berkelanjutan. Hari Sungai Nasional ini diharapkan dapat menggerakkan kepedulian masyarakat untuk bergotong royong menjaga kebersihan dan kelestarian sungai. Selain itu, adanya Hari Sungai Nasional diharapkan dapat membantu pemerintah untuk melakukan proses ‘penyembuhan’ pada sungai-sungai yang rusak dan tercemar di Indonesia.
Selamat Hari Sungai Nasional 27 Juli 2021
Mari kita wujudkan bersama untuk merubah sungai-sungai di sekitar kita menjadi sungai yang bersih, bebas sampah dan limbah.